Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

PELAJARAN SEJATI TENTANG PELAYANAN

Memasuki awal Desember ini, banyak pelajaran berharga tentang pelayanan yang gua terima. Awalnya sih ok-ok aja. Rasanya senang aja bisa ikut terlibat langsung dalam satu bagian natal. Meskipun bagian itu kecil tapi itu sangat berharga, karena itu berarti keberadaan kita masih dibutuhkan oleh orang lain. Perasaan bahwa keberadaan kita ini dibutuhkan oleh orang lain, bukankah suatu hal yang penting. Gua  senang banget  kalau keberadaan gua diperlukan, namun yang di sebut pelayanan ternyata gak berhenti sampai di sini. Bayangkan kalau keberadaan elo ternyata begitu penting bagi banyak orang???? Apa yang bakal elo rasakan atau terjadi ??? Inilah beberapa hal yang gua alami:  1.       Jam latihan seringkali bentrok dengan jam kerja lo, atau kegiatan lo di luar gereja. Gua sendiri harus rela berlelah pulang pergi  grogol-cibubur untuk bisa ikut latihan. Nah, di sini perasaan lelah, kesal, malas, cemas (karena takut terlambat), dan lain sebagainya bisa aja muncul setiap saat diperjalanan. 

Aku Adalah Nazaret

Aku adalah Nazaret Raja-raja tak inginkan aku Raja-raja membuang aku Raja-raja taK lihat yang baik daripadaku Aku adalah Nazaret Masyarakat biasa meragukan aku Masyarakat biasa mencemooh aku Masyarakat hanya melihat keburukanku Akulah Nazaret Aku malu akan diriku Aku hancur dan lebur Aku tidak melihat lagi sesuatu yang baik dalamku Akulah Nazaret Raja di atas segalanya itu mau hidup di dalamku Ia tak malu dipanggil dengan namaku Ia melihat ku istimewa dan aku dipulihkan.

Natal Membawa Pemulihan

Gambar
Ting ... Tong ... Ting ... Tong Gempita kebahagian menyebar di seluruh dunia. Serbuan kilau cahaya menerangi kegelapan. Malam tak lagi terasa menyeramkan. Ting ... Tong ... Ting ... Tong Hujan seribu jarum ketakutan menancap di jiwa. Kesunyian malam tergelap menyebar di hati. Sinar matahari di setiap pagi terasa begitu menakutkan. Lagu telah di bunyikan. Virus kebahagiaan siap di tularkan. Undangan telah disebarkan. Kemeriahan pesta telah bersiap di garis start. Lagu pemakaman mulai terdengar. Meskipun lirih namun menakutkan Setiap hari adalah setiap langkah menunju pancungan Algojo darurat telah bersiap dengan mantap. Masih adakah harapan? Masih adakah keajaiban? Masih adakah pertolongan? Masih adakah seberkas cahaya kebahagiaan? Aku merindukan setangkai daun zaitun setelah banjir bah. Aku mau mengecap rasa anggur yang terbaik di pesta pernikahan. Aku ingin meraih seujung jubah hentikan kesakitan. Aku menantikan bintang timur berikan pemulihan.